Headlines News :

Home » » Kuliner Legendaris Jakarta

Kuliner Legendaris Jakarta

Written By Nana Rosalina on Oktober 15, 2012 | 01.07


Selain sebagai pusat bisnis dan belanja, Jakarta juga merupakan surga bagi penikmat dan petualang kuliner. Berbagai ragam masakan baik yang berasal dari dalam dan luar negeri dapat dijumpai di Jakarta.
Beberapa tempat menikmati kuliner ini bahkan sudah menjadi ‘legenda’ di ibukota. Legenda dalam arti menempati tempat yang sama sejak berpuluh-puluh tahun lalu, atau menggunakan resep yang sudah diwariskan sejak lama, atau bahkan masih beroperasi sejak jaman dahulu.
Berikut adalah beberapa tempat untuk menikmati makanan khas Jakarta yang diantaranya sudah sangat melekat di benak warga ibukota.

Gado-gado



Gado-gado memang dengan mudah dapat dijumpai di berbagai sudut ibukota. Bahkan untuk skala ‘nasional’ jenis ‘salad’ asli Indonesia ini sudah tidak asing lagi. Paduan lontong, kol, bayam, tahu, tauge, telor, dan ‘saus’ (bumbu) kacang memang sangat menggoda lidah kita.
Salah satu tempat yang bisa dibilang ‘legendaris’ untuk menikmati gado-gado adalah Gado-gado Bonbin Cikini. Dinamakan ‘Bonbin’ karena pada waktu didirikan tahun 1960, restoran ini terletak di Jl. Kebon Binatang 3, Cikini. Hingga kini tempat ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Tidak hanya warga sekitar saja yang sering menyambangi tempat ini, tetapi juga artis hingga pejabat menjadi langganan restoran ini.
Rahasia istimewa gado-gado ‘Bonbin’ terletak pada bumbu kacangnya. Selain kacang yang digunakan adalah kacang berkualitas, prosesnya pun tidak digoreng menggunakan minyak, namun disangrai. Lontong yang digunakan pun bisa bertahan tiga hari di luar kulkas karena dimasak selama enam jam. Selain gado-gado, ada pula menu lontong cap gomeh dan asinan yang tidak kalah lezatnya.

Ingin mencoba? Restoran ini buka dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Laksa Betawi


Aslinya makanan ini berasal dari budaya peranakan Tionghoa-Melayu. Dalam bahasa Sansekerta kata ‘laksa’ berarti ‘banyak’. Mungkin terinspirasi dari kuahnya yang memang menggunakan beragam bumbu.
Selain itu isinya pun beragam, ada mie/bihun, telur, ketupat, tauge, daun kemangi dan kucai.
Salah satu tempat yang terbilang cukup legendaris adalah Laksa Betawi Bang Darus di wilayah Kebayoran Lama. Istimewanya warung makan ini salahsatunya adalah kuahnya yang berwarna kuning karena terbuat dari udang rebon.
Selain proses pembuatannya yang masih tradisional, laksa bang Darus juga menggunakan resep yang sama yang sudah digunakan sejak puluhan tahun lalu. Rasanya pun tidak pernah berubah.

Gabus Pucung



Makanan ini disebut-sebut sebagai makanan khas Betawi yang langka, semacam sup ikan yang dibuat dari ikan Gabus yang diberi bumbu cabe, bawang merah, serai, jahe, dan pucung (kluwek muda).
Salah satu warung asli Betawi yang menjual menu ini adalah warung H. Nasun di bilangan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Warung ini sudah beroperasi sejak tahun 1982. Lokasinyapun terletak di Kawasan Cagar Budaya Situ Babakan. Di warung ini kita bisa melihat proses masak dari dapurnya secara langsung. Ada dua pilihan jenis ikan yaitu gurame dan gabus. Anda bisa memilih disiram dengan kuah pecak atau kuah pucung. Biasanya pengunjung memilih kuah pecak untuk gurame dan kuah pucung untuk gabus.

Soto Betawi


Soto betawi memang sudah tidak asing lagi bagi lidah warga Jakarta. keberadaannya pun relatif mudah untuk ditemukan di berbagai wilayah ibukota. Salah satu gerai yang masih bertahan adalah Warung Soto Betawi Hj. Syarief. Tempatnya sudah mengalami perpindahan tempat sedikitnya tiga kali. Memang tidak berjauhan dari lokasi awal didirikan pada tahun 1970-an, seputar Gondangdia, Cikini.
Walaupun demikian, kualitas dan rasanya tidak berubah. Dagingnya selalu digoreng terlebih dahulu sebelum disiram kuah soto. Porsinya dagingnya pun cukup masuk akal dan boleh dibilang cukup banyak. Keistimewaan lainnya terdapat pada rasa kuahnya. Kuah santannya menggunakan susu maka tidak akan terasa ‘eneg’. Warnanyapun kuning karena menggunakan bahan rempah kunyit.

Kerak Telor


Inilah jenis makanan yang menjadi ikon Jakarta. Terbuat dari beras ketan putih, telur ayam/bebek, bawang goreng, kelapa yang disangrai, cabai merah, jahe, merica, kencur, garam, dan gula pasir. Cara memasaknya pun unik. Kerak telor tidak dimasak di atas kompor gas, namun disangrai menggunakan tungku arang.
Saat ini agak sulit untuk menemukan pedagang kerak telor yang menetap di satu tempat untuk waktu yang cukup lama. Makanan ini kerap dijumpai  di acara Pekan Raya Jakarta. Sesekali dapat pula dijumpai di kawasan Kota Tua Jakarta di seputaran Museum Fatahillah.

Kue Rangi


Sama seperti kerak telor, kue rangi adalah jenis camilan khas Betawi yang kini cukup jarang untuk dapat dijumpai. Bahan-bahannya cukup sederhana, tepung kanji dan parutan kelapa muda yang diparut kasar. Diatas potongan kue akan ditambahkan saus gula yang terbuat dari campuran gula merah bercampur tepung hongkue dan irisan nangka.
Sekilas mirip dengan kue pancong, hanya yang membedakan keduanya adalah adonan bahan-bahan dasarnya saja. Saat ini sudah sangat jarang ditemukan penjual kue rangi ini. Dahulu pedagang kue dengan gerobak berkeliling di kompleks rumah maupun lingkungan pemukiman.

Roti Buaya


Roti buaya adalah salah satu tradisi kuliner khas warga Betawi terutama saat ritual perkawinan. Roti yang berbentuk buaya ini biasanya dibawa oleh pengantin laki-laki saat acara seserahan. Bersama uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, selop, alat kecantikan, serta beberapa peralatan rumah tangga, mempelai laki-laki menyerahkan semuanya kepada pihak perempuan.
Dari barang-barang seserahan tersebut, roti buaya menempati posisi penting. Hukumnya wajib bagi laki-laki betawi untuk meminang gadis pujaannya. Makna roti buaya adalah ungkapan kesetiaan pasangan yang menikah untuk sehidup-semati. Hal ini diyakini dari perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya.
Selain kesetiaan, roti buaya ini juga menjadi simbol kemapanan ekonomi. Maknanya adalah selain pasangan saling setia, mereka juga diharapkan memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup dengan mapan. Karena itu pada setiap pernikahan adat Betawi, mempelai pria biasanya akan membawa sepasang roti buaya, yang satu berukuran lebih kecil melambangkan buaya perempuan. Tradisi ini masih berlangsung hingga sekarang.

Selendang Mayang


Es selendang mayang ini adalah jajanan khas betawi yang mulai terlupakan pada jaman modern ini. Padahal rasanya sangat segar dan nikmat. Saat ini kemunculannya hanya sebatas acara-acara tertentu saja seperti pada festival kuliner atau resepsi pernikahan.
Saat ini cukup sulit untuk menemukan penjaja minuman ringan khas ini. Padahal membuatnya tidak sulit. Para penjaja es selendang mayang biasanya memperoleh resep secara turun temurun. Bahan utamanya adalah sagu aren. Adonan kuenya dibuat seperti agar-agar. Warnanya dibuat semeriah mungkin sehingga menarik untuk dilihat. Adonan kue yang sudah dipotong-potong disajikan dengan ditambahi guyuran sirup gula Jawa, kuah santan, dan potongan es batu.

Mie Juhi


Inilah salah satu makanan khas Betawi yang sudah hampir menghilang namun masih terus diburu penggemarnya. Juhi adalah sejenis cumi yang besar. Jenis masakan ini diduga mendapat pengaruh dari masakan Cina. Orang-orang Tionghoa peranakan biasa menyantap juhi dengan dipanggang. Juhi yang dipanggang/dibakar ditambah beberapa bahan lain seperti sayuran mie, dan dibubuhi kuah kacang.
Beberapa warung khas Betawi masih menyajikan rujak juhi sebagai pilihan di menu mereka. Salah satunya warung juhi di daerah Sunter. Meskipun yang menjual bukan asli Betawi, namun resep dan ramuan bumbunya dipelajari langsung dari orang Betawi.

Semur Jengkol






Inilah jenis masakan yang paling digemari oleh warga Betawi pada umumnya. Jika kebanyakan orang takut mengonsumsi jengkol karena aromanya, masyarakat Betawi punya resep sendiri yang bisa menghilangkan aroma khas jengkol namun rasanya tetap rasa jengkol sejati. Ada beberapa cara untuk menghilangkan aroma khasnya. Ada yang bilang mengganti air perebusnya beberapa kali, atau Anda bisa menambahkan beberapa helai daun jambu biji ketika merebusnya, atau cara lain menambahkan beberapa sendok kopi.



Sumber: http://infojkt.com
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Annyeong..:)


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Annyeong.. :) - All Rights Reserved
Template Created by Nana Published by Nay-nay
Proudly powered by Blogger