Headlines News :

Home » » Tips Membeli Lensa Bekas

Tips Membeli Lensa Bekas

Written By Nana Rosalina on Oktober 30, 2012 | 22.29

Dengan harga lensa baru yang semakin mahal, banyak dari kita yang memilih untuk membeli lensa bekas atau lensa second hand untuk berhemat. Lensa bekas adalah alternatif memikat karena harganya yang relatif lebih murah dan kalau kita bisa mengevaluasi kualitas sebuah lensa bekas maka kita bisa mendapatkan lensa bekas yang memang masih terjamin kualitasnya.



Di artikel ini, belfot akan coba menjelaskan keuntungan membeli lensa bekas serta bagaimana cara membelinya secara aman supaya terhindar dari salah beli.
Kenapa Membeli Lensa Bekas ?
Alasan utama tentu saja mengemat biaya. Harga lensa bekas biasanya direntang 30% lebih murah dibanding kondisinya barunya, malah untuk lensa yang sudah berumur lebih tua kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah lagi.
ALasan lain adalah saat kita akan berganti “agama”, misalnya (misalnya lhoooo) saya berganti dari sistem DSLR Nikon ke Canon, maka seluruh peralatan Nikon bekas saya harus saya jual. Dari penjualan tersebut, agar tidak perlu nombok maka saya membeli lensa bekas merk Canon yang setara harganya.
Membeli Lensa Bekas Orang, Apakah Resikonya ?
Sama seperti membeli mobil bekas, membeli motor bekas dan apapun yang kondisinya sudah tidak sempurna, semua mengandung resiko. Yang perlu kita lakukan adalah meminimalkan resiko yang ada. Ada beberapa tindakan yang perlu kita lakukan untuk meminimalkan resiko tersebut. Nah, artikel ini akan berusaha membantu anda supaya bisa meminimalkan resiko membeli lensa bekas tersebut.
Bukankah Lensa Bekas Biasanya Dijual Karena Ada Cacatnya ?
Kehidupan di dunia ini memang selalu abu-abu, namun itu yang bikin hidup kita bergairah bukan (apaan sih maksudnya bang bergairah? abu-abu?? oh, nothing jusy saying.. heheh). Hanya karena sebuah barang dijual bukan berarti barang tersebut rusak atau cacat. Saya punya tetangga yang berprofesi sebagai dealer mobil bekas, dan mayoritas orang yang menjual mobil bekas adalah karena mereka membutuhkan uang atau ingin membeli mobil baru tapi harus menjual mobil lama mereka terlebih dahulu.

Orang menjual lensa zoom karena mereke kepincut kehebatan lensa prime (kehebatan lensa prime? baca disini, disini dan disini) dan ingin berganti memakai lensa prime. Orang menjual lensa generasi lama karena keluar generasi yang lebih baru. Orang menjual lensa makro karena mereka dulu tergesa-gesa membeli tanpa menyadarai sebenarnya minat mereka tidak disitu. Si Otong ingin mengambil spesialiasi portrait dan menjual lensa wide anglenya.



Tentu ada yang menjual lensa mereka karena ada jamur didalamnya, karena autofokus lensanya tidak akurat dan tentu ada juga lensa yang dijual karena mereka barang curian (woooo). Nah tugas kita adalah menyaring yang seperti ini dan membeli benar-benar dari mereka yang menjual dengan motivasi positif dan jujur, kalaupun ada cacatnya yang bisa dideteksi dari awal atau lebih baik lagi mereka bilang sejak awal. Saya pernah terpaksa menjual sebuah lensa yang autofokusnya ngaco dengan harga yang sangat murah, dan orang yang membelinya adalah yang tidak butuh autofokus karena mereka selalu memotret dengan manual fokus.

Beberapa Tips Membeli Lensa Bekas
Ini adalah beberapa panduan yang bisa anda lakukan sebelum membeli sebuah lensa bekas untuk meminimalisisr resiko yang sudah diterangkan diatas:


  • Membeli lensa bekas paling ideal: membeli dari orang yang anda kenal langsung. Hal ini bisa menghindari banyak sekali resiko karena kita tahu reputasi kenalan kita tadi. Kalau anda membeli lensa bekas dari teman yang tidak memakai lensa tadi, kita bisa tahu riwayat pemakaian serta bisa mencoba dan mengujinya secara leluasa terlebih dahulu. Tapi bang, saya sungkan tawar menawar harga dengan teman sendiri? nah itu harus diatasi dengan yang namanya kedewasaan mas dan mbak
  • Kalaupun harus membeli dari orang yang tidak dikenal, usahakan ketemu secara fisik. Banyak yang merasa aman bertransaksi jarak jauh untuk sebuah nilai transaksi Rp 500 ribu misalnya. Namun kalau anda membeli lensa bekas seharga motor, saya sarankan harus bertemu dengan penjual secara langsung supaya tidak membeli kucing dalam karung. Anda harus memeriksa kondisi optik, kinerja mekanis dan fisik lensa dan sebagainya.
  • Bawalah laptop saat bertemu dengan penjual. Untuk apa membawa laptop? Agar kita bisa mengevaluasi hasil foto dari lensa tersebut. Cobalah pasang lensa ke kamera anda lalu pindah foto ke laptop supaya anda bisa zoom maksimal untuk memeriksa cacat, misalnya autofokus yang selalu meleset atau problem centering.
  • Periksa kondisi fisik optik lensa. Anda harus memeriksa bagian optik lensa dan mengamati kalau-kalau ada jamur di lensa, goresan atau debu. Jenis cacat seperti ini seharusnya mudah dilihat. Goresan kecil dan debu di bagian depan dan belakang lensa bisa menjadi bahan tawar menawar yang masuk akal. Jamur kalau ditemukan cukup mengkhawatirkan dan anda harus mengevaluasi apakah mudah dihilangkan atau tidak.(baca tips menyimpan lensa supaya aman dari lembap dan jamur)
  • Pastikan lensa tidak memiliki centering problem. Cobalah memotret tembok bata atau obyek yang memiliki pattern yang berulang. Kemudian amati kualitas foto, kalau foto dibagian kanan sama bagusnya dengan foto bagian kiri maka lensa tersebut tidak memiliki problem centering.
  • Periksa kondisi fisik body lensa: goresan dan cacat bekas pemakaian adalah hal lumrah karena lensa adalah alat pendukung kerja dan bukan hiasan, namun anda bisa melihat cara penjual merawat dan peduli dengan barang-barangnya. Amati sambungan lensa, kalau ada bekas terlihat lensa pernah berusaha dibuka harus ditanyakan. Cacat yang lebih serius seperti lensa pentok di body harus diamati karena takutnya dia pernah jatuh. Secara umum, kondisi body lensa harus dijadikan bahan pertimbanagn menaksir harga, lensa bekas yang masi sangat mulus tentu harganya lebih mahal dibanding lensa bekas yang sudah penuh bekas luka pakai disana-sini.
  • Periksa bilah aperture, coba pasang lensa ke kamera dan ubah-ubah setting aperture lalu gunakan tombol DOF preview. Kemudian periksa apakah tampak oli ataupun bekas oli yang muncul di bilah aperture didalam. Apakah bilah aperture bergerak bebas? (kalau ada yang tidak tahu bilah aperture, dia adalah bilah-bilah logam yang ada dalam lensa, gunanya sebagai jendela yang menyempit maupun melebar sesuai setting aperture anda).



  • Cek focusing ring dan zoom ring. Zoom ring adalah bagian yang diputar untuk zooming lensa, focusing ring adalah bagian yang diputar untuk mengubah titik fokus saat di manual fokus. Keduanya harusnya bisa diputar dengan mulus tanpa hambatan. Kalau terasa terhalang, mungkin ada serpihan didalamnya yang cukup mengkhawatirkan karena bisa merusak.
  • Cek kerja autofokus. Kecepatan sistem autofokus lensa bergantung pada kualitas lensa dan juga kamera. Ada beberapa lensa yang memang dari sananya lumayan lelet mengunci fokus, namun kalau anda membeli lensa berharga mahal, harusnya mereka mengunci fokus dengan mudah dan akurat. Pastikan sistem autofokus akurat dan cobalah cek dengan mode single ataupun continuous focus.
  • Ingat-ingat prinsip ini: berhati-hatilah dengan barang yang too good to be true. Kalau anda membeli lensa yang harga barunya Rp. 20 Juta dan kondisi bekasnya hanya dihargai Rp. 5 Juta padahal umurnya baru setahun, maka anda harus berpikir ulang, masuk akal nggak sih? jadilah rasional dan teliti.

Intinya adalah, selalu periksa lebih dulu lensa second yang ingin anda beli seteliti mungkin. Ikuti tips diatas dan selalu waspada. Prioritaskan membeli dari orang yang anda kenal atau dari komunitas foto lokal dimana anda sering ikut nimbrung disitu. Kalaupun membeli dari orang yang belum anda kenal dan menggunakan forum atau situs jual beli online, utamakan membeli dari penjual dalam satu kota sehingga bisa bertemu langsung dengan penjual dan bisa memeriksa secara fisik lensa incaran anda sebelum membayar.






Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Annyeong..:)


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Annyeong.. :) - All Rights Reserved
Template Created by Nana Published by Nay-nay
Proudly powered by Blogger